Bersepeda adalah olahraga yang
semakin marak dan digemari masyarakat. Disamping untuk tujuan kesehatan juga
bisa untuk refreshing atau berwisata. Banyak para pesepeda atau yang sering
dikenal sebagai bikers sengaja
memilih suatu route atau tujauan menarik (pemandangan yang indah, tempat wisata
keluarga dan lain sebagainya). Kegiatan ini juga memerlukan biaya yang cukup
terjangkau oleh masyarakat. Harga sepeda sangat bervariasi dari yang murah
sampai yang sangat mahal. Tidak harus membeli yang mahal untuk bisa ikut
bersepeda. Sesuaikan dengan kemampuan finansial masing-masing saja. Selain daripada itu, kita juga bisa belajar hal-hal yang berhubungan dengan nilai-nilai kehidupan dari aktivitas bersepeda. Dari pengalaman kami bersepeda bersama teman teman GMP (Grup Mancal Piayu) menuju route Piayu menuju Jembatan 1 Barelang via Bukit Jahanam, ada beberapa hal yang bisa diambil pelajaran hidup. Btw, nama Bukit Jahanam itu muncul dari teman teman bikers/goweser. Ini karena tanjakan di jalan tersebut menanjak dan panjang. Tanjakannya tergolong kemiringan 45% dan jalannya adalah off-road alias tidak beraspal. Hanya dari bauksit yang diratakan, jadi banyak juga kerikil-kerikil dan debu tentunya. Banyak goweser yang tidak kuat mengayuh sepedanya saat melalui tanjakkan tersebut. Dan tanjakan ini memuat stamina para goweser terkuras.
Alhamdulillah, kami walaupun
tergolong goweser pemula, semuanya bisa melaluinya. Ada yang terus mengayuh,
ada juga yang dituntun (hehehe). Yang terus mengayuh pun, ada yang cepat ada
yang lambat. Tapi sama sama mencapai puncak. Satu hal yang bisa kami pelajari,
di saat melihat atau akan melalui tanjakan, tidak usah takut. Berhenti sejenak,
ubah gear ke gear yang ringan (gear belakang set ke gear yang lebih besar dan
depan ke gear yang lebih kecil). Sesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Tenaga
& stamina setiap orang berbeda, jadi adjust sendiri sesuai dengan kemampuan
atau kondisi masing-masing.Jika sudah terasa berat mengayuhnya, adjust lagi ke
gear yang lebih ringan sampai yang paling ringan jika diperlukan. Tips, jangan
langsung dirubah le yang paling ringan jika belum perlu, karena akan membuat
kayuhan kita tidak maksimal. Ubah gear sedikit demi sedikit, sesuai dengan
kemampuan kita masing-masing. Tetap jaga irama kayuhan sesuai dengan kemapuan
sendiri, jangan mengikuti irama orang lain. Ingat kondisi setiap orang dan
sepeda yang dipakai itu berbeda . Irama dan setelan gear orang lain belum tentu
sesuai dengan kita. Jaga motivasi agar tidak cepat putus asa dan berhenti. Salah
satu tips-nya, arahkan pandangan mata ke arah ban depan sepeda dan tetap
mengayuh. Hindari melihat terlalu jauh ke atas agar tidak mempengaruhi
motivasi/ semangat kita. Saya pun sampai di puncak walaupun bukan yang paling
cepat sampai.
Pelajaran yang bisa diambil
disaat kehidupan kita yang tentunya tidak selalu mulus dan rata. Di saat sedang
melalui titik/cobaan/tantangan/rintangan yang berat, janganlah takut dan tetap
optimis. Mungkin perlu merenung sejenak dan tetap jaga asa. Rubah atau adjust
irama hidup kita agar tidak teras berat. Mungkin hasilnya tidsk seperti yang
didapatkan orang lain, tapi yang penting kita tetap bergerak menuju tujuan yang
akan dicapai.
Ikuti irama sendiri, jangan ikuti
irama orang lain ! Karena setiap manusia/pribadi itu memiliki kemampuan yang
berbeda, dari fitrahnya sudah begitu. Jangan memaksakan sesuatu yang di luar
batas kemampuan kita, tapi tetaplah memacu diri sampai batas kita
masing-masing. Mengikuti irama orang lain bisa jadi membuat kita cepat jatuh
atau terlalu lama sampainya.

Kalo gowesnya ramai-ramai atau
bareng kawan-kawan, biasanya terasa lebih ringan disbanding saat gowes sendiri.
Kawan bisa memberi motivasi/semangat. Itu juga dalam kehidupan, kita butuh
teman untuk bisa membuat kita tetap optimis dan bersemangat. Bisa memberikan
masukan saat kita sedang mebutuhkannya.
Sesampai di puncak, usahakan juga
untuk menunggu teman-teman yang lainnya sampai. Jangan ditinggal. Mereka membutuhkan
semangat agar bisa sampai di puncak. Tentunya juga agar kawan yang lebih lebih
lemah, tidak patah arang dan tidak mau ikut gowes bersama kita lagi. Atau bahkan
tidak mau gowes lagi. Demikian juga dalam kehidupan, kita juga perlu memberikan
bantuan atau semangat pada orang-orang disekeliling kita. Agar silturahmi tetap
terjaga dan saling memberikan support dan bergotong-royong.
Saat kita di puncak, dengan
memberikan semangat pada teman teman yang sedang berjuang menuju puncak, tidak
akan membuat kita turun lagi ke dasar tanjakan. Dengan kata lain, dengan
membantu orang lain mencapai keberhasilan tidak akan membuat kita menjadi rugi.
Bahkan dengan memberikan semangat
sambil menunggu sejenak di “puncak”, kita bisa beristirahat sambiul memulihkan
tenaga dan lebih siap untuk menuju “puncak” atau route berikutnya.
Disaat melalui turunan atau jalan
yang menurun. Besiaplah dengan konsentrasi ke jalan yang dilalui, tangan siap
di handle-nya rem. Jangan terlena, bisa terpeleset dan terjatuh, bahkan bisa
fatal akibatnya. Dalam hidup juga dianjurkan untuk tidak terlena.
Ayo bersepeda….







No comments:
Post a Comment