Saturday, 9 April 2016

SEPEDA & NILAI KEHIDUPAN


Bersepeda adalah olahraga yang semakin marak dan digemari masyarakat. Disamping untuk tujuan kesehatan juga bisa untuk refreshing atau berwisata. Banyak para pesepeda atau yang sering dikenal sebagai bikers sengaja memilih suatu route atau tujauan menarik (pemandangan yang indah, tempat wisata keluarga dan lain sebagainya). Kegiatan ini juga memerlukan biaya yang cukup terjangkau oleh masyarakat. Harga sepeda sangat bervariasi dari yang murah sampai yang sangat mahal. Tidak harus membeli yang mahal untuk bisa ikut bersepeda. Sesuaikan dengan kemampuan finansial masing-masing saja.Selain daripada itu, kita juga bisa belajar hal-hal yang berhubungan dengan nilai-nilai kehidupan dari aktivitas bersepeda. Dari pengalaman kami bersepeda bersama teman teman GMP (Grup Mancal Piayu) menuju route Piayu menuju Jembatan 1 Barelang via Bukit Jahanam, ada beberapa hal yang bisa diambil pelajaran hidup. Btw, nama Bukit Jahanam itu muncul dari teman teman bikers/goweser. Ini karena tanjakan di jalan tersebut menanjak dan panjang. Tanjakannya tergolong kemiringan 45% dan jalannya adalah off-road alias tidak beraspal. Hanya dari bauksit yang diratakan, jadi banyak juga kerikil-kerikil dan debu tentunya.  Banyak goweser yang tidak kuat mengayuh sepedanya saat melalui tanjakkan tersebut. Dan tanjakan ini memuat stamina para goweser terkuras.









Alhamdulillah, kami walaupun tergolong goweser pemula, semuanya bisa melaluinya. Ada yang terus mengayuh, ada juga yang dituntun (hehehe). Yang terus mengayuh pun, ada yang cepat ada yang lambat. Tapi sama sama mencapai puncak. Satu hal yang bisa kami pelajari, di saat melihat atau akan melalui tanjakan, tidak usah takut. Berhenti sejenak, ubah gear ke gear yang ringan (gear belakang set ke gear yang lebih besar dan depan ke gear yang lebih kecil). Sesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Tenaga & stamina setiap orang berbeda, jadi adjust sendiri sesuai dengan kemampuan atau kondisi masing-masing.Jika sudah terasa berat mengayuhnya, adjust lagi ke gear yang lebih ringan sampai yang paling ringan jika diperlukan. Tips, jangan langsung dirubah le yang paling ringan jika belum perlu, karena akan membuat kayuhan kita tidak maksimal. Ubah gear sedikit demi sedikit, sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Tetap jaga irama kayuhan sesuai dengan kemapuan sendiri, jangan mengikuti irama orang lain. Ingat kondisi setiap orang dan sepeda yang dipakai itu berbeda . Irama dan setelan gear orang lain belum tentu sesuai dengan kita. Jaga motivasi agar tidak cepat putus asa dan berhenti. Salah satu tips-nya, arahkan pandangan mata ke arah ban depan sepeda dan tetap mengayuh. Hindari melihat terlalu jauh ke atas agar tidak mempengaruhi motivasi/ semangat kita. Saya pun sampai di puncak walaupun bukan yang paling cepat sampai.

Pelajaran yang bisa diambil disaat kehidupan kita yang tentunya tidak selalu mulus dan rata. Di saat sedang melalui titik/cobaan/tantangan/rintangan yang berat, janganlah takut dan tetap optimis. Mungkin perlu merenung sejenak dan tetap jaga asa. Rubah atau adjust irama hidup kita agar tidak teras berat. Mungkin hasilnya tidsk seperti yang didapatkan orang lain, tapi yang penting kita tetap bergerak menuju tujuan yang akan dicapai.

Ikuti irama sendiri, jangan ikuti irama orang lain ! Karena setiap manusia/pribadi itu memiliki kemampuan yang berbeda, dari fitrahnya sudah begitu. Jangan memaksakan sesuatu yang di luar batas kemampuan kita, tapi tetaplah memacu diri sampai batas kita masing-masing. Mengikuti irama orang lain bisa jadi membuat kita cepat jatuh atau terlalu lama sampainya.

Kalo gowesnya ramai-ramai atau bareng kawan-kawan, biasanya terasa lebih ringan disbanding saat gowes sendiri. Kawan bisa memberi motivasi/semangat. Itu juga dalam kehidupan, kita butuh teman untuk bisa membuat kita tetap optimis dan bersemangat. Bisa memberikan masukan saat kita sedang mebutuhkannya.



Sesampai di puncak, usahakan juga untuk menunggu teman-teman yang lainnya sampai. Jangan ditinggal. Mereka membutuhkan semangat agar bisa sampai di puncak. Tentunya juga agar kawan yang lebih lebih lemah, tidak patah arang dan tidak mau ikut gowes bersama kita lagi. Atau bahkan tidak mau gowes lagi. Demikian juga dalam kehidupan, kita juga perlu memberikan bantuan atau semangat pada orang-orang disekeliling kita. Agar silturahmi tetap terjaga dan saling memberikan support dan bergotong-royong.

Saat kita di puncak, dengan memberikan semangat pada teman teman yang sedang berjuang menuju puncak, tidak akan membuat kita turun lagi ke dasar tanjakan. Dengan kata lain, dengan membantu orang lain mencapai keberhasilan tidak akan membuat kita menjadi rugi.

Bahkan dengan memberikan semangat sambil menunggu sejenak di “puncak”, kita bisa beristirahat sambiul memulihkan tenaga dan lebih siap untuk menuju “puncak” atau route berikutnya.

Disaat melalui turunan atau jalan yang menurun. Besiaplah dengan konsentrasi ke jalan yang dilalui, tangan siap di handle-nya rem. Jangan terlena, bisa terpeleset dan terjatuh, bahkan bisa fatal akibatnya. Dalam hidup juga dianjurkan untuk tidak terlena.

Ayo bersepeda….

No comments:

Post a Comment