Dikutip dari Wikipedia, Sepak
takraw adalah jenis olahraga campuran dari sepak bola dan bola voli, dimainkan
di lapangan ganda bulu tangkis, dan pemain tidak boleh menyentuh bola dengan
tangan. Kejuaraan paling bergengsi dalam cabang ini adalah King's Cup World
Championships, yang terakhir diadakan di Bangkok, Thailand. Permainan ini
berasal dari zaman Kesultanan Melayu ((634-713)) dan dikenal sebagai Sepak Raga
dalam bahasa Melayu. Bola terbuat dari anyaman rotan dan pemain berdiri
membentuk lingkaran.
Catatan sejarah terawal tentang
sepak raga terdapat dalam sejarah Melayu. Ketika pemerintahan Sultan Mansur
Shah Ibni Almarhum Sultan Muzzaffar Shah (1459 - 1477), seorang puteranya
bernama Raja Ahmad telah dibuang negeri karana membunuh anak Bendahara akibat
persengketaan ketika bermain sepak raga. Raja Ahmad kemudiannya diangkat
menjadi Sultan di Pahang, bergelar Sultan Muhammad Shah I Ibni Almarhum Sultan
Mansur Shah.
Pada tahun 1940-an hal ini
berubah dengan menggunakan jaring dan peraturan angka. Di Filipina permainan
ini disebut sipa, di Burma chinlone, di Laos maradong, dan di Thailand takraw.
Jadi sepak takraw adalah olah
raga yang berasal dari tanah Melayu. Melestarikan dan mengembangkannya sama
halnya dengan melestarikan dan mengembangkan tradisi atau warisan bangsa
Melayu. Berbeda dengan cabang atau jenis olahraga yang lain, yang saat ini
popular di masyarakat, sebagian besar berasal dari Eropa atau Asia Timur.
Turnamen Sepak Takraw Se-Kelurahan Duriangkang
Hajatan yang diinisiasi oleh
pengurus RT 02/ RW01 Kel. Duriangkang ini, dimulai pada tanggal 19 Maret 2016.
Acara ini dibuka dengan penekanan tombol sirine bersama-sama oleh Bapak
Saproni, SE (Anggota DPRD Provinsi Kep. Riau), Bapak S. Taufik (Camat Sei
Beduk) & Bapak Gufron (Lurah Duriangkang). Hadir juga pada acara ini
sejumlah tokoh masyarakat Kel. Duriangkang, tokoh agama di Perumahan GMP dan
Pengurus Paguyuban Manunggaling Rasa Kota Batam. Beliau beliau semua menyatu
bersama masyarakat tanpa jarak.
Dalam sambutan-nya, Bapak
Saproni, SE yang juga Ketua Paguyuban Manunggaling Rasa Kota Batam, menekankan
untuk menjadikan ajang ini sebagai ajang mempererat kerukunan antar warga dan
juga menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas. Tidak dipungkiri bahwa warga
Sei Beduk memang masih minim dalam ketersediaan sarana dan prasarana olah raga.
Kenakalan remaja yang akhir-akhir ini meningkat di Kota Batam, khususnya Sei
beduk, bisa dikurangi dengan memberikan ruang-ruang penyaluran bakat atau
kegiatan bagi para remaja tersebut. Olah raga dan seni adalah dua hal yang
secara universal bisa menjadi pintu penyalurannya.
![]() |
| Bapak Saproni, SE saat memberikan sambutan pada pembukaan turnamen |
![]() |
| Pertandingan eksebisi antara undangan vs panitia |
Dalam kesempatan ini juga, Camat
Sei beduk dan Lurah Duriangkang juga menyampaikan beberapa program Pemerintah
Kota Batam. Jadi ajang ini bisa menjadi sarana berkomunikasi antara pemangku
jabatan eksekutif dan legislatif dengan warga atau masyarakat di wilayahnya.
Hari Minggu, 10 April 2016, telah
dilangsungkan Final Turnamen Sepak Takraw yang di adakan di Blok E GMP, RT 02
RW 01, Kel. Duriangkang. Antutiasme warga sangat terlihat, penonton memenuhi sisi-sisi
lapangan pertandingan.
![]() |
| Suasana partai final antara GPA 2 vs Madura |
Turnamen ini diikuti 16 team dari
Kelurahan Duriangkang Kec. Sei Beduk, Kota Batam.
Setidaknya semua stakeholder turnamen ini sudah ikut
serta melestarikan dan mempromosikan olah raga asli Melayu.
Keluar sebagai Juara adalah sebagai berikut:
Juara 1 : Team Griya Piayu Asri (GPA) 2
Juara 2 : Team Madura (Permata Asri)
Juara 3 : Team Griya Piayu Asri (GPA) 1
Juara 4 : Team Perumnas 1
Juara 4 : Team Perumnas 1






No comments:
Post a Comment