Tuesday, 12 April 2016

Sepak Takraw : Melestarikan Olah Raga (Warisan) Asli Melayu


Dikutip dari Wikipedia, Sepak takraw adalah jenis olahraga campuran dari sepak bola dan bola voli, dimainkan di lapangan ganda bulu tangkis, dan pemain tidak boleh menyentuh bola dengan tangan. Kejuaraan paling bergengsi dalam cabang ini adalah King's Cup World Championships, yang terakhir diadakan di Bangkok, Thailand. Permainan ini berasal dari zaman Kesultanan Melayu ((634-713)) dan dikenal sebagai Sepak Raga dalam bahasa Melayu. Bola terbuat dari anyaman rotan dan pemain berdiri membentuk lingkaran.

Catatan sejarah terawal tentang sepak raga terdapat dalam sejarah Melayu. Ketika pemerintahan Sultan Mansur Shah Ibni Almarhum Sultan Muzzaffar Shah (1459 - 1477), seorang puteranya bernama Raja Ahmad telah dibuang negeri karana membunuh anak Bendahara akibat persengketaan ketika bermain sepak raga. Raja Ahmad kemudiannya diangkat menjadi Sultan di Pahang, bergelar Sultan Muhammad Shah I Ibni Almarhum Sultan Mansur Shah.

Pada tahun 1940-an hal ini berubah dengan menggunakan jaring dan peraturan angka. Di Filipina permainan ini disebut sipa, di Burma chinlone, di Laos maradong, dan di Thailand takraw.

Jadi sepak takraw adalah olah raga yang berasal dari tanah Melayu. Melestarikan dan mengembangkannya sama halnya dengan melestarikan dan mengembangkan tradisi atau warisan bangsa Melayu. Berbeda dengan cabang atau jenis olahraga yang lain, yang saat ini popular di masyarakat, sebagian besar berasal dari Eropa atau Asia Timur.

Turnamen Sepak Takraw Se-Kelurahan Duriangkang

Hajatan yang diinisiasi oleh pengurus RT 02/ RW01 Kel. Duriangkang ini, dimulai pada tanggal 19 Maret 2016. Acara ini dibuka dengan penekanan tombol sirine bersama-sama oleh Bapak Saproni, SE (Anggota DPRD Provinsi Kep. Riau), Bapak S. Taufik (Camat Sei Beduk) & Bapak Gufron (Lurah Duriangkang). Hadir juga pada acara ini sejumlah tokoh masyarakat Kel. Duriangkang, tokoh agama di Perumahan GMP dan Pengurus Paguyuban Manunggaling Rasa Kota Batam. Beliau beliau semua menyatu bersama masyarakat tanpa jarak.

Dalam sambutan-nya, Bapak Saproni, SE yang juga Ketua Paguyuban Manunggaling Rasa Kota Batam, menekankan untuk menjadikan ajang ini sebagai ajang mempererat kerukunan antar warga dan juga menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas. Tidak dipungkiri bahwa warga Sei Beduk memang masih minim dalam ketersediaan sarana dan prasarana olah raga. Kenakalan remaja yang akhir-akhir ini meningkat di Kota Batam, khususnya Sei beduk, bisa dikurangi dengan memberikan ruang-ruang penyaluran bakat atau kegiatan bagi para remaja tersebut. Olah raga dan seni adalah dua hal yang secara universal bisa menjadi pintu penyalurannya.
Bapak Saproni, SE saat memberikan sambutan pada pembukaan turnamen

Pertandingan eksebisi antara undangan vs panitia

Dalam kesempatan ini juga, Camat Sei beduk dan Lurah Duriangkang juga menyampaikan beberapa program Pemerintah Kota Batam. Jadi ajang ini bisa menjadi sarana berkomunikasi antara pemangku jabatan eksekutif dan legislatif dengan warga atau masyarakat di wilayahnya.

Hari Minggu, 10 April 2016, telah dilangsungkan Final Turnamen Sepak Takraw yang di adakan di Blok E GMP, RT 02 RW 01, Kel. Duriangkang. Antutiasme warga sangat terlihat, penonton memenuhi sisi-sisi lapangan pertandingan.
Suasana partai final antara GPA 2 vs Madura

Turnamen ini diikuti 16 team dari Kelurahan Duriangkang Kec. Sei Beduk, Kota Batam.

Setidaknya semua stakeholder turnamen ini sudah ikut serta melestarikan dan mempromosikan olah raga asli Melayu.

Keluar sebagai Juara adalah sebagai berikut:

Juara 1  :   Team Griya Piayu Asri (GPA) 2
Juara 2 :    Team Madura (Permata Asri)
Juara 3  :   Team Griya Piayu Asri (GPA) 1
Juara 4  :    Team Perumnas 1
Penyerahan hadiah Juara oleh Bapak Saproni, SE
Team Semifinalis

Foto bersama 
Semoga turnamen ini bisa berkelanjutan dan bisa memberikan sumbangsih positif viat Kota Batam atau bahkan buat bangsa dan negara.

No comments:

Post a Comment